Presiden Menyesalkan Penyerangan FPI

Presiden Menyesalkan Serangan FPI
Liputan6.com, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyesalkan aksi penyerangan yang dilakukan anggota Front Pembela Islam terhadap massa Aliansi Kebangsaan dan Kekebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) kemarin. "Saya mengecam keras pelaku tindak kekerasan itu yang menyebabkan sejumlah warga kita mengalami luka-luka," kata Presiden, Senin (2/6).

Menurut Presiden, Indonesia adalah negara hukum yang memiliki Undang-Undang Dasar dan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, kata Presiden, terkait dengan insiden tersebut peraturan harus ditegakan. "Pelaku-pelakunya dihukum dan diberikan sanksi yang tepat," kata Presiden.

Pihak AKKBB sempat mempertanyakan kinerja polisi dalam mengamankan aksi mereka di kawasan Monas, Jakarta Pusat kemarin siang. Menurut mereka kebrutalan yang dilakukan FPI tidak lepas dari lemahnya kinerja aparat kepolisian. Jika saja petugas keamanan mempunyai antisipasi yang baik maka kebrutalan dapat dicegah [baca: FPI Menyerbu Massa Aliansi Kebangsaan, 14 Terluka]

Di tempat terpisah, sejumlah anggota DPR meminta agar pemerintah dapat bertindak adil sehingga dapat melindung seluruh masyarakat. Tapi, terkait dengan kejadian tersebut DPR belum berencana untuk memanggil Kapolri. "Polisi harus mengambil tindakan tegas. Jangan karena anggota FPI jadi takut," kata Ketua DPR Agung Laksono.

Polisi saat ini mengaku telah mengantungi lima nama tersangka dalam kasus penyerbuan itu. Hal ini disampaikan Komisaris Jenderal Polisi Bambang Hendarso, Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, usai menemui sejumlah tokoh lembaga swadaya masyarakat yang mempertanyakan kasus ini. Meski begitu, polisi menolak menyebutkan identitas mereka.

Di tempat terpisah, pimpinan FPI menggelar konferensi pers di kediaman Rizieq Shihab di kawasan Petamburan, Jakarta Barat. Mereka menyatakan perlawanan atas rencana penangkapan anggotanya. "Segala bentuk penangkapan terhadap anggota FPI. Kami akan mengadakan perlawanan," kata Rizieq.

Penyerbuan atas massa AKKBB selain menuai kecaman juga menyebabkan sejumlah korban mengalami luka dan harus dirawat di rumah sakit. Hingga petang tadi tercatat sembilan orang masih dirawat di rumah sakit. Sebagian besar mendapat luka serius akibat pemukulan dan terkena benda tajam.

Termasuk seorang wanita yang harus dirawat karena menderita geger otak. Oming menderita geger otak akibat pemukulan benda tumpul. Oming mengaku tidak habis pikir mengapa peringatan Hari Lahir Pancasila yang ia ikuti berubah menjadi aksi penyerangan oleh anggota FPI terhadap massa tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Kekerasan massa FPI ini juga dirasakan oleh aktivis Nahdlatul Ulama, Guntur Romli. Dia menceritakan pengalaman pahitnya saat dibesuk Gus Dur.(IAN/Tim Liputan 6 SCTV)

0 komentar:

Posting Komentar

Designed by Posicionamiento Web | Bloggerized by GosuBlogger